Karpet Perca (Part 1)

Gue diprotes karena berpenampilan lusuh. Sang protesor berpendapat mungkin karena gue suka desain grafis jadi penampilan gue ga "ngenah". Gue coba perbaiki diri sedikit demi sedikit. Mulai meninggalkan sepatu cats, dan sendal gunung, menggantinya dengan yang "lebih perempuan". Mulai pake bedak (walau dilap lagi), mulai pake lotion ini itu (kalo inget), mulai mengurangi warna hitam-putih-abu dan menggantinya dengan pakaian yg lebih "berwarna" dan mulai-mulai lainnya. Zzzzzzzzz.... [otak gw konslet].

Dan puncaknya membongkar lemari pakaian dan memilah-milah pakaian "lusuh". Ternyata emang banyak haha...

hehehe... baju lusuh
mantan selimut

Setelah dipilah-pilah gue akhirnya bingung apa yang harus gue lakukan dengan pakaian ini. Dibuang? Sayang... Disumbangkan? Beuh... katanya "berilah yang kamu suka", chuy.... Masa ngasih baju lunturan begitu. Dijadiin lap? Lap di kamar gue udah banyak (pamer lap ceritanya, ga penting kan? emaaaang). Jadilah gue berdayakan otak gue yang jenius ini. Dengan menggunakan feeling dan sedikit ilmu jahit menjahit souvenir tim sukses PEMIRA (Pemilihan Raya) di kampus (selama lima tahun -___-"), maka gue mulai berkreasi.

Mantan selimut gue yang berlubang itu sebenernya udah gue jadiin alas klo mau nyetrika (hehe...maklum anak kost). Pengen deh sang selimut jadi lebih bermanfaat. Kepikiran, gimana kalo sang mantan selimut ini dijadiin karpet biar lebih anget aja klo mau leyeh-leyeh di lantai. Tapi kan bolong? Ahaaaa... ditambel aja... Maka jadilah ide bikin Karpet Perca.

Ide ini sudah berjalan dari tanggal 29 Desember 2010. Jadi selama nonton final AFF Indonesia Malaysia kemaren, tangan gue sibuk ngegunting-gunting dan ngejahit-jahit, handmade lah ceritanya. Soalnya ga punya mesin jahit dan emang ga bisa ngoperasiin mesinnya klo pun ada hehe... Saat ini sang karpeto udah setengah jalan. Semoga dimudahkan ya... (nah lho???)

Karpeto Perca

You Might Also Like

2 comments

Terima kasih sudah membaca, silakan tinggalkan komentar di tulisan ini